Kamojang adalah
kawasan geothermal yang terletak di
selatan kota kecamatan Majalaya kabupaten Bandung, menjadi salah satu
pembangkit listrik tenaga panas bumi di Jawa barat. Terletak di kampung Cibeet
kecamatan Paseh kabupaten Bandung, berbatasan langsung dengan kecamatan Samarang
kabupaten Garut, terletak di ketinggian ± 1500 mdpl. Kawasan Kamojang menawarkan
potensi wisata alam yang cukup menarik seperti Kawah Kareta Api yang unik
karena mengeluarkan hembusan uap yang kuat sehingga mampu menerbangkan sebuah
botol air mineral beberapa meter ke udara, atau atraksi wisata mandi sauna di Kawah
Hujan.
Tidak hanya
menawarkan obyek wisata yang cukup menarik, kawasan Kamojang juga menawarkan
sesuatu yang cukup menantang bagi para pesepeda, baik bagi para pengemar offroad maupun onroad. Kamojang yang berada di ketinggian membuat goweser yang
ingin mencapai ke sana mau tidak mau harus berhadapan dengan jalanan yang
dihiasi tanjakan-tanjakan curam, termasuk satu tanjakan yang sudah sangat
dikenal dan legendaris, yaitu tanjakan Monteng, tanjakan terakhir dan terberat
sebelum kita memasuki kawasan PLTP Kamojang. Bagi para penggemar sepeda offroad, dari kawasan Kamojang terdapat
banyak trek offroad yang cukup
menantang, seperti trek Situ Ciharus, trek Kamojang - Ibun, dan trek Situ
Cibeureum.
Bagi para
goweser penggemar tanjakan atau uphiller,
menaklukkan trek onroad Majalaya -
Kamojang berikut menaklukkan tanjakan legendaris Monteng akan menjadi sebuah
kebanggaan tersendiri, mengingat beratnya medan yang harus ditempuh.
Berdasarkan data GPS, tingkat elevasi trek ini adalah titik start dari Majalaya
di ketinggian ± 670 mdpl dan titik finish di power plant PLTP Kamojang pada ketinggian ± 1550 mdpl adalah ± 850
m dengan jarak tempuh ± 10 km, inilah yang menyebabkan jalan menuju kawasan Kamojang
banyak dihiasi tanjakan-tanjakan curam.
Bagi goweser
dari kota Bandung yang ingin mencicipi jalur ini ada beberapa rute yang bisa
dipilih. Yang pertama bisa mengambil rute Buah batu - Bojong Soang - Ciparay –
Majalaya, atau bagi yang ingin memilih jalur yang relatif sepi dengan
pemandangan yang cukup memanjakan mata bisa mengambil rute Buah Batu – Derwati
– Sapan – Majalaya, atau Tegal Luar -
Jalan Kontrol Sungai Citarik- Solokan Jeruk - Majalaya. Dari majalaya sepeda kita arahkan
ke jalan raya Paseh – Ibun, sekitar 6 km menuju Paseh, kita akan berhadapan
dengan tanjakan-tanjakan ringan dan sedang, cukup untuk pemanasan sebelum kita
menghadapi tantangan sebenarnya, yaitu jalur Paseh - Kamojang. Lepas dari Paseh barulah kita
berhadapan dengan jalan menanjak dengan kemiringan yang cukup membuat miris,
nafas mulai tersengal, padahal ini baru tanjakan pertama. Lolos dari tanjakan
pertama, tak lama tibalah kita di tanjakan berikutnya, sebuah tanjakan yang
dihiasi dengan belokan tajam, fisik dan mental kembali diuji untuk
menaklukkannya. Di ujung tanjakan ini terdapat sebuah warung yang kerap
digunakan sebagai tempat istirahat dan mengatur nafas dan mengembalikan stamina
para goweser sebelum kembali berhadapan dengan tanjakan-tanjakan curam
berikutnya.
Tanjakan
berikutnya yang harus dihadapi adalah tanjakan Patrol, ini adalah tanjakan terakhir
sebelum kita berhadapan dengan tanjakan Monteng yang legendaris. Dari sini
terlihat bukit-bukit dimana tanjakan Monteng berada, kita menengadah
melihatnya, posisinya masih di atas kita. Kita masih harus berhadapan dengan
tanjakan Patrol yang kemiringannya sedikit bisa meruntuhkan mental sebelum
mencapai ke sana. Merayapi tanjakan Patrol cukup menguras stamina, namun rasa
penasaran untuk segera berhadapan dan merasakan sensasi menaklukkan tanjakan
Monteng membuat kita bersemangat untuk segera melewati tanjakan patrol ini.
Walaupun dengan tertatih tatih menggowes sepeda, akhirnya sampailah kita di
sebuah warung, di akhir tanjakan Patrol. Di depan kita tanjakan Monteng yang
legendaris telah menunggu untuk ditaklukkan. Tanjakan yang sangat terkenal
bukan hanya di kalangan goweser saja, tapi cukup membuat gentar juga para
pengendara motor maupun mobil yang sudah mendengar dan dan merasakan
kecuramannya. Inilah kesempatan kita untuk menuntaskan ujian terberat dari trek
ini, menaklukkan tanjakan Monteng, akan lebih baik lagi apabila kita
menaklukkannya tanpa berhenti di tengah-tengah tanjakannya.
Nafas kembali
diatur, stamina kembali dikumpulkan, sampai akhirnya tibalah saatnya kita
kembali menggowes sepeda masing-masing, merayapi tanjakan legendaris ini. Bagi yang
sudah terbiasa dan memiliki stamina prima, dari warung sehabis tanjakan Patrol,
sepeda bisa digowes nonstop sampai di shelter di ujung tanjakan Monteng II atau
di shelter di ujung tanjakan Monteng III, namun cukup bijaksana juga kiranya
membagi 3 titik pemberhentian untuk menaklukkan tanjakan ini, karena baru
pertama menghadapinya. Selepas warung, titik pemberhentian pertama adalah
jembatan selepas tanjakan Monteng I, dengan tertatih-tatih titik ini bisa juga
dicapai. Titik pemberhentian selanjutnya adalah warung dan shelter di sebuah
belokan sangat tajam di ujung tanjakan Monteng II. Ada dua pilihan jalur untuk
menuntaskan tanjakan Monteng II ini, bagi yang memiliki stamina dan skill
menanjak yang mumpuni, bisa mengambil jalur kiri yang sangat curam. Namun bagi
pemula atau yang pertama menginjakkan sepeda kesana, mengambil jalur sebelah
kanan cukup masuk akal juga, karena relatif lebih landai, meskipun tetap saja
menyiksa ketika melewatinya.
Lulus dari tanjakan
Monteng II, apalagi tanpa TTB, bolehlah kita berbangga, karena titik terberat
dari tanjakan ini sudah berhasil dilewati. Di ujung tanjakan Monteng II,
terdapat warung dan shelter, di sinilah para goweser yang sudah menaklukkan tanjakan
Monteng II menonton dan menyemangati rekan-rekan goweser lain yang masih
berjuang menaklukkan tanjakan ini. Lumayan membuat gugup bagi beberapa goweser
yang tengah berjuang menaklukkan titik terberat dari tanjakan ini sambil
ditonton dari atas oleh goweser lainnya, tapi katanya itulah sensasinya. Dari
ujung tanjakan ini kita memiliki 2 pilihan, bagi yang masih penasaran bisa
menghabiskan tanjakan Monteng sampai ke ujungnya, dan dilanjutkan menuju power plant PLTP Kamojang. Apabila masih
memiliki stamina cukup kuat, dari power
plant sepeda bisa diarahkan menuju ke timur menuju kawasan obyek wisata
kawah Kamojang, tapi kalau niat kita dari awal hanya untuk mencicipi dan
menaklukkan tanjakan Monteng, gowesan kita bisa diakhiri di power plant PLTP Kamojang ini. Finish di
power plant PLTP Kamojang berarti kita
sudah dikatakan lulus dan berhasil menaklukkan trek uphill Majalaya - Kamojang,
salah satu trek uphill terberat di kawasan Bandung. Sebelum kita kembali ke Bandung,
kita bisa narsis berfoto-foto di kawasan power
plant PLTP Kamojang yang megah, sambil mengabadikan jejak - jejak kita menaklukkan trek uphill legendaris kota Bandung.
No comments:
Post a Comment