Trek-trek XC di
sekitar Bandung Selatan seakan tak pernah habis dieksplorasi, setelah
sebelumnya saya mengangkat trek XC Pasir Jereged - Alun Alun Soreang dan Situ
Cileunca - Gambung Argapuri, sekarang saya akan mencoba mengangkat lagi satu
trek di Bandung Selatan yaitu trek Gunung Buleud yang berada di kecamatan Kutawaringin.
Trek ini menawarkan kombinasi jalur onroad
dan offoad serta tanjakan dan turunan
yang cukup menantang. Di luar trek-trek tersebut di atas tentu saja masih
banyak trek lain di daerah Bandung Selatan yang sudah dieksplorasi oleh
teman-teman goweser lain yang belum sempat terekspose.
Trek ini dapat
dicapai melalui beberapa jalur yang semuanya berada di sepanjang jalan raya Soreang-Cipatik,
yaitu melalui jalan desa Cikopo, Jatisari atau Cantilan. Jalur pertama melalui
jalan desa Cikopo yang posisinya tidak begitu jauh dari Kompleks Perkantoran
Kabupaten Bandung dan Alun - Alun Soreang, di jalur ini kita akan melewati jalan
aspal di tengah-tengah persawahan, pemandangannya cukup menarik. Walaupun jalur
ini jaraknya lebih dekat untuk mencapai kampung Cipeundeuy sebagai pintu masuk
menuju trek Gunung Buleud, namun melewati jalur ini kita akan menemui banyak
tanjakan curam yang cukup menguras stamina untuk mencapai kampung Cipeundeuy.
Yang kedua adalah melewati jalan desa Jatisari menuju desa Cibodas sebelum
mencapai kampung Cipeundeuy, melalui jalur ini kita tidak akan menemui banyak
tanjakan tetapi jalur ini sedikit jauh karena agak memutar. Jalur ketiga adalah
melalui Cantilan - Pasir Jereged, alternatif ketiga ini merupakan gabungan dari
trek Pasir Jereged dan trek Gunung Buleud, trek Pasir Jereged berakhir di jalan
desa Cibodas. Sebagai variasi, di Cibodas ada dua opsi untuk mencapai kampung Cipeundeuy,
bisa menyusuri jalan aspal menanjak tapi jaraknya lebih pendek menuju kampung Cipeundeuy,
atau masuk ke singel trek jalur irigasi dan “jalur silet”. Jalur ini lebih jauh
tapi lebih variatif dan menantang. Bagi goweser yang berdomisili di sekitar Bandung
Barat bisa mencapai trek Gunung Buleud dengan menyusuri jalan desa Situwangi di
kecamatan Cihampelas Kabupaten Bandung Barat, dengan kondisi jalur banyak
tanjakan yang cukup curam.
Jalur-jalur
menanjak menuju kampung Cipeundeuy sebenarnya lebih kepada pemanasan saja
sebelum kita menuju trek Gunung Buleud, karena stamina kita sebenarnya akan
diuji ketika memasuki jalan Cipeundeuy menuju kampung Gunung Buleud. Dari
pertigaan dekat SD Cipeundeuy kita mengarah ke utara, setelah menemui satu
turunan dan mulailah kita berhadapan dengan trek menanjak variatif yang cukup
panjang dan menguras stamina kita. Diawali dengan tanjakan di jalur aspal, di
ujung jalan aspal tanjakan berikutnya yang berupa makadam siap menyambut kita.
Selepas menaklukkan tanjakan makadam yang disertai beberapa belokan tajam kita
kemudian menemui jalur mendatar sekitar 100 meter, lumayan buat mengatur
kembali nafas yang terengah-engah, karena berikutnya kita akan menghadapi
singel trek menanjak yang lumayan jauh untuk mencapai kampung Gunung Buleud,
ditambah jarangnya pepohonan di sepanjang jalur ini membuat jalur ini menjadi
panas dan gersang. Menggowes atau menuntun sepeda sekalipun ditengah jalur
menanjak ditambah sengatan sinar matahari membuat stamina kita semakin cepat
terkuras. Setelah satu jam lebih kita berjibaku menaklukkan trek ini, termasuk menaklukkan
tanjakan terakhir yang dikiri kanannya ditumbuhi rumpun-rumpun bambu maka sampailah
kita di kampung Gunung Buleud. Di sini terdapat persimpangan, kita yang masuk
dari kampung Cipeundeuy datang dari arah selatan, sedangkan ke arah utara
adalah jalur menuju desa Situwangi kecamatan Cihampelas. Tujuan kita adalah
jalur makadam yang mengarah ke timur menuju singel trek menurun. Namun
sebelumnya kita mampir dahulu ke sebuah warung di dekat pertigaan, beristirahat,
memulihkan stamina sambil mengisi perut kita yang sudah mulai keroncongan,
sekaligus mengisi perbekalan air, karena trek berikutnya masih cukup jauh untuk
sampai ke titik finish di jalan desa Jatisari.
Setelah cukup
beristirahat dan stamina sudah kembali pulih saatnya perjalanan dilanjutkan,
gowes dilanjutkan menuju trek makadam disambung singel trek menuju tugu
perbatasan Kabupaten Bandung - Bandung Barat, satu tanjakan menghadang kita sebelum
menuju tugu perbatasan, selepas tanjakan ini trek mendatar di tengah-tengah
rumpun ilalang akan kita temui, yang kalau kita melewati trek ini ketika musim
hujan, ilalang-ilalang yang tumbuh menutupi singel trek tersebut dapat melukai
kaki kita dan cukup membuat kaki kita perih-perih. Kebetulan saat ini sedang
kemarau, banyak ilalang yang mengering, bahkan di beberapa tempat seperti habis
terbakar, membuat singel trek mendatar ini kelihatan semakin lebar. Di sebelah
kiri kita menjulang Gunung Buleud dengan dinding batunya, di sebelah utara
puncak Gunung Buleud menjulang 2 buah batu besar yang oleh penduduk sekitar
disebut Lawang Angin, di kejauhan menghampar Danau Saguling sejauh mata
memandang, indah sekali. Tetapi kita harus cepat-cepat meninggalkan keindahan
yang tersaji ini, turunan panjang dan menantang sudah menanti kita. Trek
menurun yang kering dan bebas monorail
(jejak berupa cekungan memanjang di sepanjang jalur, biasanya akibat gerusan
ban kendaraan roda dua) menggoda kita untuk memacu sepeda melewatinya,
hilanglah sudah semua rasa lelah yang tadi hinggap ketika melewati trek
menanjak sebelumnya.
Setelah lebih
dari 10 menit kita memacu sepeda di trek menurun, kita kembali menemui jalur
menanjak yang akan membawa kita menuju turunan makadam. Di ujung tanjakan kita
bisa berhenti sejenak sambil menikmati pemandangan pesawahan dan bukit-bukit di
sekitar Soreang. Di kejauhan terlihat juga stadion Si Jalak Harupat kebanggaan
warga Kabupaten Bandung berdiri dengan megahnya. Perjalanan selanjutnya adalah
menuruni trek makadam sejauh kurang lebih 1 km. Cukup tersiksa juga ketika
melewatinya, membuat tangan dan badan pegal-pegal, terutama bagi goweser yang
bersepeda hardtail/ tanpa suspensi
belakang.
Ujung trek
makadam ini adalah sebuah persimpangan. Arah ke timur membawa kita menuju
singel trek menuruni bukit menuju desa Jatisari, arah utara menuju singel trek
yang berujung di Cantilan, yang menjadi titik start trek XC Pasir Jereged, arah
selatan adalah singel trek menurun dengan beberapa belokan-belokan tajam yang
juga adalah bagian dari trek XC Pasir Jereged menuju desa Cibodas.
Arah yang kita
ambil adalah ke timur, menuju ke perbukitan yang banyak ditumbuhi rumpun-rumpun
bambu menuju desa Jatisari sebagai titik finish trek ini. Trek menurun di bukit
ini sebagian besar lurus dengan sedikit belokan, enak untuk memacu kecepatan
sepeda kita. Namun yang harus diingat ketika memasuki trek ini adalah banyaknya
ranting-ranting pohon bambu bekas tebangan yang banyak berserakan di kiri kanan
trek, kehilangan kewaspadaan dan konsentrasi ketika melewatinya dapat membuat
ranting-ranting tadi masuk ke RD sepeda kita dan merontokkannya. Saling
mengawasi sepeda yang di depan kita menjadi hal yang penting juga untuk
menghindari kejadian tersebut terjadi, kita bisa memberitahukan teman di depan
kita bila terlihat ada ranting yang masuk ke roda sepedanya. Hadangan lain adalah
rerumputan yang tumbuh lebat menutupi singel trek, membuat kita kesulitan
melihat apa yang ada di depan kita, batu-batu yang berserakan, ranting-ranting
pohon, atau cekungan-cekungan bekas aliran air siap menjatuhkan kita. Tapi
dengan kewaspadaan dan konsentrasi penuh, kita bisa memacu sepeda kita melewati
trek menurun ini sekaligus menyelesaikan perjalanan kita menyusuri trek XC Gunung
Buleud.
Ujung dari
singel trek bukit ini adalah sebuah jembatan di saluran irigasi, yang apabila
kita menyeberanginya dan mengambil jalan menurun kita akan sampai di jalan desa
Jatisari, sekaligus sebagai titik finish trek XC Gunung Buleud. Apabila kita
menyusuri singel trek saluran irigasi mengarah ke utara akan membawa kita
menuju Cantilan, dan apabila kita mengarah ke selatan, akan membawa kita menuju
“jalur silet” menuju kampung Cipeundeuy yang menjadi pintu masuk menuju trek XC
Gunung Buleud yang tadi kita bahas.
Namun sebelum
kita pulang, di ujung trek sebelum jembatan terdapat beberapa gundukan atau dropoff yang dapat kita gunakan untuk
melakukan beberapa aksi jump. Lumayan
sebagai “hidangan penutup/ cuci mulut” sebelum kita menyudahi perjalanan ini.
Puas melakukan beberapa jump kita
ambil jalan menurun menuju jalan desa Jatisari, belok ke kiri membawa kita
kembali menuju jalan raya Soreang - Cipatik. Dengan demikian berakhir pulalah
perjalanan kita bersepeda menikmati sensasi tanjakan dan turunan di sepanjang
trek XC Gunung Buleud ini. Selamat mencoba….
No comments:
Post a Comment