Saturday, May 31, 2014

GOWES DAN NARSIS DI TREK XC SITU CILEUNCA - RAHONG - ARGAPURI

Pada kesempatan kali ini saya akan memperkenalkan satu lagi jalur gowes XC yang ada di Bandung Selatan, yaitu jalur Situ Cileunca - Argapuri, yang dimulai dari dam Sungai Palayangan Situ Cileunca dan berakhir di Bukit Indah Argapuri Kecamatan Pasirjambu. Jalur ini cukup variatif, kombinasi jalan aspal, makadam, dan singel trek yang hampir sekitar 60% berada di tengah-tengah perkebunan teh, berpadu dengan keindahan pemandangan di sepanjang jalurnya. Hal itulah yang membuat saya sedikit tergerak untuk menambahkan kata narsis yang sudah saya persempit sendiri maknanya menjadi berfoto diri sendiri di suatu tempat yang salah satu tujuannya selain sebagai kenang-kenangan juga menjadi satu kebanggaan bisa menjejakkan kaki kita di tempat itu. Akan sangat menyesal apabila gowes ke jalur ini dilalui tanpa berfoto-foto di sepanjang jalurnya, semua keindahan yang tersaji selama perjalanan akan menggoda siapapun yang menjajal jalur ini untuk mengabadikan keindahannya.
Supaya kita bisa lebih menikmati gowesan kita dan sekaligus menghemat tenaga, berhubung jarak dari titik start di Situ Cileunca sampai titik finish di Bukit Indah Argapuri berjarak lebih dari 10 km dan jalurnya lumayan menguras stamina karena banyaknya tanjakan dan turunan, sebaiknya kita mengangkut sepeda kita terlebih dahulu menggunakan mobil bak terbuka atau sejenisnya menuju titik start di Situ Cileunca atau menurut istilah para goweser di-loading terlebih dahulu.
Setelah mengecek kelengkapan dan kesiapan kita serta sepeda kita, gowes dimulai dari pinggir Situ Cileunca  sebelum dam Sungai Palayangan menuju jalan kecil ke arah barat, di sekitar titik start ini pemandangan lumayan indah, berfoto di sekitar tempat ini rasanya sayang apabila dilewatkan. 



foto bersama di pinggir situ cileunca



foto bersama di dam sungai Palayangan

Tidak terlalu lama kita gowes, jalan aspal berganti singel trek yang membawa kita menuju ke perkebunan teh. Trek menurun di tengah perkebunan teh menyambut kita selepas tanjakan, trek menurun yang minim belokan tajam membuat kita leluasa memacu sepeda kita menyusuri kebun teh kemudian masuk ke hutan pinus. Singel trek ini berakhir di jalan aspal Perkebunan Riung Gunung yang juga merupakan jalan alternatif Pangalengan – Ciwidey.








Perjalanan sepanjang trek ini sebenarnya mengikuti jalur jalan alternatif Pangalengan – Ciwidey, tetapi di banyak bagian kita mengambil jalan pintas  berupa singel trek di tengah -  tengah perkebunan teh. Dari ujung singel trek pertama tadi kita memintas lagi, mengambil jalur menanjak menuju perkampungan, masuk kembali ke perkebunan teh menempuh jalur yang menanjak menuju sebuah spot yang lumayan tinggi di antara perkebunan teh. Di titik tertinggi inilah kita beristirahat sejenak sambil menikmati hamparan perkebunan teh Perkebunan Teh Pasir Malang afdeling Riung Gunung yang diselingi pepohonan tinggi, memandangi pemandangan kota Pangalengan di kejauhan yang seakan dipagari jajaran pegunungan Wayang Windu, terlihat pula asap membubung dari pembangkit listrik PLTP Wayang-Windu, sangat indah memanjakan mata. Kita seakan dipaksa untuk mengabadikan diri kita, berfoto diantara semua keindahan ini. Suasana alam perkebunan teh  membuat kita kembali segar dan siap melanjutkan setengah dari keseluruhan perjalanan ini.









Dari lokasi kita beristirahat kita sekali lagi disambut trek menurun sebelum masuk kembali ke jalan Pangalengan-Ciwidey. Sebagai selingan dan sedikit memperpendek jarak ketika menempuh jalan yang sebagian besar aspalnya sudah terkelupas ini kita bisa kembali memintas melalui singel trek melewati rerimbunan pohon teh yang banyak terdapat di sekitar jalan tersebut. Jalur-jalur tersebut adalah jalan pintas bagi para karyawan perkebunan teh untuk memperpendek jarak tempuh mereka dibandingkan dengan harus berjalan mengikuti jalan besar. Bagi kami, ini adalah sebuah sensasi tersendiri mengayuh sepeda melewati rapatnya pohon-pohon teh, meskipun kita harus berhati-hati jangan sampai kita merusak pohon-pohon teh yang kita lalui.
Akhirnya kita sampai di ujung perkebunan teh Riung Gunung, dari sini perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri jalan Pangalengan-Ciwidey yang kondisinya rusak parah. Pemandangan pun berubah dari hamparan perkebunan teh menjadi pepohonan besar yang di bawahnya diselingi semak-semak dan pohon-pohon kopi, menuju kawasan Gunung Tilu. Gowesan terasa semakin berat sekaligus membosankan. Jalan yang menanjak, berdebu dan kondisi hutan yang sudah agak jarang pepohonannya membuat sinar matahari terus menyinari kita sepanjang jalan ini sampai di titik peristirahatan kita selanjutnya , di ujung tanjakan di kawasan hutan Gunung Tilu.









Tibalah kita di sebuah bangunan kayu di tengah hutan gunung tilu. Di bawah pepohonan besar banyak terdapat pohon-pohon kopi, mungkin pohon-pohon kopi ini adalah sebagian dari program PHBM (Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat) yang sempat digulirkan pemerintah beberapa waktu lalu. Kita kembali beristirahat sejenak di sini untuk memulihkan stamina kita. Trek selanjutya yang akan kita tempuh adalah turunan sepanjang jalan Pangalengan-Ciwidey dilanjutkan dengan menyusuri singel trek menurun di sepanjang perkebunan teh PPTK Gambung menuju titik finish kita di Bukit Indah Argapuri atau yang kami sebut sebagai Bukit Teletubbies.
Menyusuri akhir dari perjalanan kita ini terutama ketika melewati jalan besar kewaspadaan dan handling prima mutlak dibutuhkan. Kondisi jalan menurun berkelok-kelok dengan aspal yang sudah menghilang hanya menyisakan batu-batu kerikil akan dengan mudah membuat kita kehilangan kontrol dan akhirnya membuat kita terjatuh. Mengingat resiko yang mungkin terjadi, di sepanjang jalan ini sebaiknya kita menahan diri untuk memacu sepeda kita, sambil terus berkonsentrasi dan waspada, mengingat jalan ini juga cukup ramai dilalui masyarakat dari atau menuju Pangalengan dan sekitarnya.
Setelah kita menyusuri jalan menembus hutan Gunung Tilu maka sampailah kita di perkebunan teh PPTK Gambung, ini berarti kita sudah memasuki wilayah kecamatan Pasirjambu. Dari sini kita kembali mengambil jalan pintas memasuki singel trek di tengah hamparan perkebunan teh. Jalurnya cukup menantang, memacu sepeda melewatinya bisa mengobati rasa kesal kita tadi menyusuri jalan besar sebelumnya. Tapi sekali lagi, kita tetap harus berkonsentrasi dan waspada, beberapa tonjolan akar pohon teh dan ranting-rantingnya siap menghadang kita. 








Akhir dari singel trek ini adalah sebuah sungai, dan dari sini kita masuk ke jalan Gambung yang beraspal hotmix  mulus. Sekitar 10 menit kita mengayuh sepeda kita dan akhirnya sampailah kita di pintu masuk Bukit Indah Argapuri, menanjak sedikit dan sampailah kita di titik finish di atas Bukit Teletubbies.   
Tempat ini berupa beberapa gundukan bukit-bukit kecil yang uniknya tidak ada tumbuhan yang tumbuh di atasnya, mengingatkan kita kepada serial televisi untuk anak-anak, Teletubbies. Pada sore hari banyak orang yang menghabiskan waktunya di sini, menikmati hangatnya mentari sore sambil menunggunya hingga tenggelam. Beberapa komunitas motokross juga sering mendatangi bukit ini dan memacu motor-motor mereka melewati bukit-bukitnya, kami pun tergoda untuk memacu sepeda melewati bukit-bukit tersebut, nikmat sekali. Setelah puas bersepeda mengitari bukit ini, saatnya kita beristirahat, dan sekali lagi kita dipaksa untuk mengeluarkan kamera kita mengabadikan pemandangan menakjubkan ini, inilah akhir dari perjalanan kita di jalur ini.










Puas beristirahat, saatnya kita kembali ke rumah kita masing-masing. Ada dua pilihan jalur pulang dari bukit indah argapuri ini, yang pertama kita bisa drifting menyusuri jalan mulus menurun menuju kota Ciwidey kemudian menuju Soreang. Atau bagi yang belum puas menikmati jalur offroad, bisa mengambil jalur singel trek di belakang Villa Argapuri kembali masuk ke kawasan hutan Gunung Tilu menuju kampung Cinangsi Kecamatan Cimaung, kemudian menyusuri jalan aspal sepanjang alur sungai Cisangkuy yang akan membawa kita ke jalan raya Soreang-Banjaran, tepatnya di kampung Ciherang. Dua jalur pulang tadi masing-masing menawarkan kenikmatan tersendiri, mengambil opsi pertama atau kedua sebagai jalur pulang rasanya tidak terlalu menjadi masalah. Hal yang paling utama adalah kepuasan kita bersepeda di alam terbuka sambil menikmati keindahannya, sambil tetap berhati-hati dan berkonsentrasi selama mengayuh sepeda kita dari awal perjalanan sampai akhirnya kembali ke rumah kita masing-masing.

No comments:

Post a Comment