Ketika jalur gowes Warung
Bandrek/ Warban di Bandung Utara yang sudah sangat terkenal itu semakin tidak
nyaman untuk dilewati karena semakin hiruk pikuk oleh kendaraan – kendaraan
yang akan mengunjungi tebing Karaton yang mendadak populer itu, harus dicari
lagi alternatif rute gowes lainnya yang tidak kalah eksotis, menarik dan menantang.
Bandung sebagai surganya jalur bersepeda tentunya tidak akan sulit untuk menemukan
rute gowes pengganti Warban, di selatan Bandung kita tentu sudah mengenal jalur
uphill Leuweung Datar, Cisanti atau Monteng
- Kamojang. Begitupun di kawasan timur Bandung, jalur bersepeda menantang
seperti Caringin Tilu, Warung Daweung, Palintang, Batukuda dan Kiara Payung
siap untuk dijelajahi. Di antara beberapa jalur bersepeda di timur Bandung tadi,
saya akan mencoba mengulas satu jalur uphill
yang cukup menarik yaitu Wanawisata Batukuda.
Jalur menuju Wanawisata
Batukuda bisa dicapai dari beberapa titik yang berada di Cibiru, Cinunuk dan Cileunyi.
Dari beberapa pilihan jalur tersebut, saya memilih jalur Cibiru Wetan melalui
jalan Sindang Reret yang berada tidak jauh dari tugu perbatasan kota –
kabupaten Bandung, berjarak ±5 km sampai ke titik finish di Batukuda. Dari awal memasuki jalan Sindang Reret kita
langsung berhadapan dengan beberapa tanjakan ringan, cukup untuk pemanasan
sebelum menyongsong tanjakan - tanjakan berikutnya. Setelah 10 menit gowes,
kita bertemu sebuah persimpangan, arahkan sepeda ke barat, dan kembali bertemu
tanjakan – tanjakan yang mulai terasa lebih berat namun masih bisa dilalui
dengan lancar, gowesan masih terasa bertenaga walaupun keringat mulai membasahi
tubuh.
Selepas beberapa
tanjakan tadi, kita bertemu lagi dengan sebuah persimpangan yang berada tepat
menghadap ke arah gunung Manglayang, tujuan kita adalah ke utara, sedangkan
jalur dari selatan adalah jalur yang berasal dari Cinunuk. Di sini kita bisa beristirahat
sejenak sambil menikmati keanggunan gunung Manglayang. Perjalanan kembali
dilanjutkan, sepeda diarahkan ke utara, dan kita mendapat bonus sedikit jalur mendatar,
nikmatilah karena selanjutnya kejutan - kejutan telah menanti di depan. Ternyata
mulai dari sini jalur uphill Batukuda
mulai memperlihatkan wujud aslinya, kita disambut tanjakan – tanjakan yang
semakin berat dan panjang. Sekitar 1.5 km pedal dikayuh, di ujung tanjakan kita
bertemu sebuah pertigaan, belok ke kanan dan di sini kita kembali bisa beristirahat,
di sekitar bangunan SDN Cikoneng. Di sini terdapat sebuah warung, pas bagi para
goweser untuk bersitirahat dan mengisi kembali “amunisi” mereka seperti air
minum atau minuman kecil, sambil kembali menikmati keindahan Bandung Selatan.
Jalur yang akan
dihadapi selanjutnya adalah segmen terakhir dari jalur uphill Batukuda, jalan berlapis beton sejauh ±1 km ke arah utara siap menyambut kita dengan
tanjakan – tanjakannya yang semakin curam sampai ke depan loket tiket
Wanawisata Batukuda. Pedal kembali dikayuh, selepas SD Cikoneng kita menemukan
sebuah pertigaan yang juga adalah pertemuan jalur Cibiru – Cileunyi – Batukuda. Setelah berbelok ke utara tanjakan
panjang nan curam sudah menanti, ini adalah tanjakan pertama dari 3 tanjakan
yang akan dihadapi untuk menuju titik finish.
Ujung dari tanjakan pertama ini adalah sebuah gapura yang dipayungi pohon Beringin
besar, setelah melewati tanjakan ini, kita bisa beristirahat sejenak mengatur
nafas yang tersengal – sengal. Masih ada 2 tanjakan lagi, kembali pedal dikayuh
meskipun fisik sudah melemah, tanjakan kedua meskipun pendek namun cukup curam
mampu membuat lutut goyah, tanjakan kedua berakhir di depan loket tiket Wanawisata
Batukuda, tinggal satu tanjakan lagi untuk mencapai titik finish di hutan pinus Wanawisata Batukuda. Tanjakan terakhir ini
cukup panjang, sedikit curam dan yang membuatnya istimewa adalah kondisi jalurnya
yang makadam, namun “tanjakan putus asa” ini harus dilewati apabila kita ingin
mendapatkan balasan setimpal yang akan didapatkan nanti di titik finish.
Dan akhirnya semua
perjuangan menyusuri beratnya tanjakan – tanjakan sepanjang perjalanan tadi terbayar
di sini, ujung tanjakan makadam berakhir di pintu gerbang Wanawisata Buper Batukuda
(1.100 mdpl), dari sini kita tinggal memilih lokasi untuk beristirahat, masuk ke
warung – warung yang terdapat di sana, atau menikmati suasana yang lebih alami
dengan duduk – duduk beralaskan rumput hijau di bawah rerimbunan pohon – pohon
pinus. Rasa capek dan lelah sirna oleh belaian angin gunung yang sejuk dan
udara yang segar, bagi yang memiliki peralatan outdoor seperti kompor portabel, menikmati suasana pegunungan
sambil menyeduh kopi atau teh panas selepas menaklukkan jalur ini pasti akan memberikan rasa dan sensasi
yang berbeda, suasana tidak akan bisa didapatkan di jalur bersepeda Bandung
Utara seperti Warban.
Sambil beristirahat
kita bisa mendiskusikan jalur yang akan dilalui untuk pulang, kembali menyusuri
jalur naik tadi dengan pilihan tiga titik akhir, atau merasakan sensasi berbeda
dengan menyusuri jalur XC Batukuda – Kiarapayung atau Batukuda – Cibiru lewat
kampung Garung. Kedua jalur XC ini
menawarkan karakteristik berbeda, yang saya yakin akan mampu memuaskan hasrat
untuk bersepeda offroad.
Dan akhirnya pilihan ada pada kita, apabila ingin bersepeda di jalur yang tidak begitu ramai namun tetap menantang, ditambah dengan "bonus - bonus menarik", jalur uphill Wanawisata Batukuda bisa dijadikan pilihan, daripada memaksakan diri gowes di jalur - jalur "mainstream" seperti Warban yang sudah terlalu ramai dan kurang bersahabat lagi bagi para goweser.
Dan akhirnya pilihan ada pada kita, apabila ingin bersepeda di jalur yang tidak begitu ramai namun tetap menantang, ditambah dengan "bonus - bonus menarik", jalur uphill Wanawisata Batukuda bisa dijadikan pilihan, daripada memaksakan diri gowes di jalur - jalur "mainstream" seperti Warban yang sudah terlalu ramai dan kurang bersahabat lagi bagi para goweser.
No comments:
Post a Comment