Sejak kepindahan
saya ke Singaparna yang menginjak bulan ke 5 ini, sepeda kesayangan belum
diajak gowes “serius”. Di waktu awal – awal tersebut saya hanya mencoba
berkeliling naik motor sambil berkunjung ke pengrajin – pengrajin yang
kebetulan rumah mereka agak jauh dari kediaman. Dari mereka saya mendapat
beberapa info jalur yang bisa digunakan sebagai alternatif rute bersepeda,
sambil sedikit mengintip peta, dan akhirnya saya mendapatkan beberapa rute
tersebut dan telah mencobanya. Tidak terlalu jauh memang, rata – rata jarak
tempuh rute rute ini dalam kisaran 20 – 25 km dengan elevasi rata – rata 100 –
200m, namun rute - rute ini ternyata mampu membuat saya berkeringat juga ketika
menyusurinya.
Beberapa rute
yang pernah dicoba yaitu Singaparna – Sukarame – Pamipiran, Singaparna –
Sukarame – Asta – Mangkubumi, Singaparna – Sukarame – Cibeuti – Mangkubumi,
Rancapaku – Bantarsari – Bypass Indihiang, Singaparna – Rancabango – Bypass
Indihiang, Singaparna - Cigalontang. Rute – rute ini meskipun sebagian besar
cenderung datar, tapi ketika dicoba untuk gowes dengan kecepatan agak tinggi
ternyata rute tersebut bisa membuat saya kewalahan juga, ditambah mungkin
karena badan yang semakin “berkembang” membuat beban gowes menjadi semakin
berat sepertinya hahaha....
Singaparna - Cilembang via bypass Indihiang |
Dan pencarian
terhadap rute – rute gowes masih berlanjut, saya mencoba menerawang kembali
Google Maps, didapatlah beberapa lagi beberapa rute seperti Singaparna –
Cibalanarik – Sukaraja, Singaparna – Cibalanarik – Tanjung - Cibeuti,
Singaparna – Tanjung – Pamipiran – Urug, Singaparna – Situ Sanghyang,
Singaparna – Prasasti Geger Hanjuang, Singaparna – Kawah Galunggung, dan
Singaparna – Kampung Naga. Dari semua rute yang tersebut di atas, saya baru
mencoba Singaparna – Situ Sanghyang dan pulangnya memutar lewat jembatan
gantung Tonjong menuju Sukarame (nanti akan dibahas terpisah), dan satu lagi
menuju gerbang Galunggung, belum dianggap lulus karena saya belum gowes sampai
ke parkiran atas. Satu hal yang menarik dari jalur - jalur gowes yang saya sebutkan tadi, nyaris semua jalur tadi memiliki kesamaan yang khas dan susah ditemui di daerah lain, yaitu semua jalur gowes tadi selalu melewati hamparan persawahan luas dan bukit - bukit kecil dengan pepohonan yang lumayan rimbun, konon bukit - bukit itu adalah sisa - sisa letusan dahsyat gunung Galunggung pada masa lampau.
Singaparna-Rancapaku - Bypass Indihang (Cibanjararn) |
Singaparna - Sukarame - Asta - Cibanjaran |
Singaparna - Cibalanarik - Pamipiran - Urug |
Ketika di timeline instagram banyak berseliweran foto foto curug/ air terjun di sekitar kaki Galunggung, saat itulah saya mulai tertarik mencari tahu rute menuju curug – curug ini, dan ternyata hampir semua rute menuju curug – curug ini sudah ada di Google Maps. Mujur sekali, saya tinggal membuat tracklog rute – rute tersebut dengan mengikuti alur yang sudah ada di Google Maps tadi kemudian dikonversi menjadi file GPS, yang rencananya akan dijadikan panduan ketika saya akan mengunjungi curug – curug tersebut. Dengan berbekal tracklog sepertinya gowes sendirianpun tidak masalah, kemudian saya juga bertanya kepada orang – orang yang pernah ke sana bagaimana kondisi jalan menuju ke spot tersebut, itu menjadi penting supaya saya sendiri bisa mempersiapkan diri dan sepeda dengan maksimal sebelum trip dilaksanakan. Semoga saja saya diberikan kesehatan, waktu dan kesempatan untuk bisa mengunjungi semua rute – rute gowes yang telah tadi dipaparkan di atas, dan nanti bisa berbagi di sini. Salam gowes selalu....
No comments:
Post a Comment